Banyak orang ketika sedang melaksanakan shalat, ia merasakan seperti buang angin dengan sendirinya. Padahal ia tidak mendengar suara ataupun mencium bau. Bisa jadi kita juga mengalami hal yang sama, yang bahkan mengakibatkan terganggunya kekhusyu’an kita di dalam shalat. Sampai-sampai kita harus memastikan apakah ada yang keluar dari dubur kita ketika itu ?. Terganggulah benak kita dengan waswas ini. Hingga tidak sedikit dari kita yang qadarullah mengalami hal tersebut harus membatalkan shalatnya, dan mengulang wudhu’nya kembali, lalu kembali mengulang shalatnya yang dirasa telah batal akibat merasa kentut dengan sendirinya. Akhirnya kita pun bertanya-tanya kepada orang di sekitar kita untuk menghadapi waswas ini. Lantas bagaimana seharusnya kita menghadapi godaan ini ?.
Ketahuilah saudaraku yang senantiasa dimuliakan oleh Allah ﷻ , ini adalah waswas yang jelas-jelas adalah salah satu bentuk godaan syaithan terhadap orang yang sedang beribadah. Padahal biasanya jelas-jelas kita tidak mendapati adanya suara atau bahkan bau yang keluar. Berkaitan dengan hal ini , Rasululah ﷺ telah bersabda di dalam sebuah hadits, yang diriwayatkan dari ‘Abbad bin Tamim, dari pamannya : Bahwasanya ada seorang lelaki yang mengeluh kepada Rasulullah ﷺ kalau ia mendapati waswas di dalam shalatnya, maka beliau bersabda : “ Jangan engkau berpaling dari shalatmu, hingga engkau benar-benar mendengar suara atau mencium bau”1. Dari Az-Zuhri : “ Tidak ada wudhu kecuali engkau mendapati bau, ataupun mendengar suara”.
Abdullah bin Mas’ud amengatakan :
إِنَّ الشَّيطَانَ يَنفُخُ فِي دُبُرِ الرَّجُلِ، إِذَا أَحَسَّ أَحَدُكُم ذٰلِكَ، فَلَا يَنصَرِف حَتّٰى يَسْمَعَ صَوْتًا، أَو يَجِدَ رِيحًا
“Sesungguhnya syaithan meniupi dubur seseorang, jika salah seorang di antara kalian merasakannya, maka janganlah berpaling (dari shalatnya) hingga ia mendengar suara , atau mendapati bau.”2
Patut difahami, bahwasanya pada hukum asalnya yang disepakati adalah : pada dasarnya tetaplah suci tidak berhadats, maka barangsiapa yang terjaga dari hadats hendaknya ia menyempurnakan shalatnya. Dan janganlah tergoda oleh waswas, hingga ia mendapatinya dengan yakin telah keluar sesuatu atau terdengar suara dari dalam perutnya ,ataupun tercium bau yang memastikan telah terjadi keluarnya angin atau kentut yang terjadi pada seseorang. Jika kita merasa keluar sesuatu yang berasal dari qubul atau dubur, maka itu tidaklah membatalkan wudhu, dan jangan terpengaruh oleh waswas tersebut, karena sesungguhnya yang demikian itu adalah waswas yang berasal dari godaan syaithan. Wal’iyadzubillah.
Jangan dianggap ini sebagai permasalahan yang berat. Masalah ini sebetulnya adalah masalah sepele. Dan juga mudah diobati dengan izin Allah ﷻ , tergantung anda yang menyikapinya. Penyakit waswas adalah godaan syaithan yang terjadi pada kita untuk merusak amal ibadah kita. Waswas menyebabkan kegundahan hati, menyebabkan kebimbangan dan kesedihan, serta galau. Agar kita terbebas dari beban tersebut, kita harus melawan godaan waswas, dan abaikanlah. Jangan ditanggapi sekecil apapun, jangan diberikan celah sekecil apapun untuk syaithan menyesatkan kita. Berwudhulah dan dirikanlah shalat dengan tanpa ragu dan syak sedikitpun. Jika syaithan membisikkan : ‘ Ternyata telah keluar sesuatu dari dirimu’. Maka Jawablah : ‘ Sekali-kali tidak, hei yang terla’nat! tidak keluar apapun dari diriku’. Dan contohlah suri teladan kita dan ikuti sunnahnya, dan jangan sekali-keli mengikuti sunnahnya syaithan. Janganlah kita membatalkan shalat kecuali benar-benar terdengar suara hadats, atau tercium baunya dengan jelas.
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami t suatu saat pernah ditanya tentang penyakit waswas : “ Apakah ada obatnya ? ”. Maka beliau menjawab : “ Tentu ada obatnya , yaitu dengan tidak menggapi waswas dengan tegas ”. Walaupun di dalam diri kita terdapat akan sesuatu lantaran waswas, selama tidak ditanggapi maka waswas tidak akan mempengaruhi kita, bahkan akan hilang dalam waktu cepat. Sebagaimana yang telah dicoba oleh orang-orang yang diberikan kemampuan untuk melakukannya. Adapun mereka yang terpengaruh dengan godaan waswas dengan menanggapinya, maka yang terjadi adalah senantiasa bertambah berat godaan waswas tersebut , hingga bisa mendekatinya kepada kegilaan , bahkan lebih parah dari itu. Sebagaimana yang terjadi kepada banyak orang yang diuji dengan waswas, dan mereka mengikutinya, dan terperdaya dengan godaan syaithan. Terdapat riwayat dalam ash-shahihayn berkenaan dengan perihal waswas, bahwasanya : “ barangsiapa yang diuji dengan godaan waswas, hendaknya dia berlindung kepada Allah ﷻ dari godaan tersebut, maka pasti waswasnya akan sirna.”
Mari coba kita renungkan perkataan Imam Ibnu Hajar Al-Haitami t berkaitan dengan obat yang mujarab untuk mengatasi waswas. Resep ini langsung diajarkan kepada kita dari seseorang yang tidaklah mengucapkan kata-kata berdasarkan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan kepadanya. Oleh karena itu siapapun yang dihalangi atasnya terhadap obat dari Rasulullah ﷺ ,maka niscaya ia akan terhalangi dari seluruh kebaikan. Karena waswas adalah berasal dari godaan syaithan, sebagaimana disepakati oleh jumhur. Dan syaithan tidaklah memiliki tujuan utamanya bagi orang-orang yang beriman melainkan akan menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan dan kebimbangan, beban hidup, gelapnya jiwa dan kegalauan. Yang dimana hal-hal tersebut bisa menyebabkan seseorang tergoda hingga keluar dari islam dalam keadan tidak disadari. Allah ﷻ berfirman :
اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّاۗ اِنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهٗ لِيَكُوْنُوْا مِنْ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِۗ
“Sungguh, setan itu musuh bagimu, maka perlakukanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”3
Tidak diragukan lagi, jika kita betul-betul merenungi nasehat Rasulullah ﷺ beserta cara dan syariatnya yang jelas, dan betul-betul kita hayati dan imani dengan sebenarnya, niscaya akan hilang penyakit waswas, dan godaan syaithan pun tidak berpengaruh.
1 H.R. Bukhari Muslim
2 H.R. Ath-Thabrani dalam “Al-Mu’jam Al-Kabir” (250/9).
3 Q.S. Fathir : 6