Siapakah Sahabat yang Sejati…??
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak mungkin lepas dari yang namanya pertemanan atau persahabatan. Oleh karenanya menjadi kewajiban bagi kita semua untuk selalu bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Tapi diantara pertanyaan yang wajib kita tanyakan kepada diri kita adalah :
» Siapa saja yang kita jadikan sahabat akrab bagi diri ini…??
» Atas dasar apa kita bangun persahabatan kita…??
» Siapakah sahabat yang sejati menurut Allah dan Rosul-Nya…??
Rosulullah berwasiat kpd kita agar selektif dalam memilih sahabat dekat kita, Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَ سَلَّمَ bersabda :
المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
“Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya…”
(H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Silsilah Ash-Shahihah: 927).
Karena ternyata nanti di hari kiamat ada manusia yang sangat menyesal karena ternyata salah memilih sahabat.
Allah Ta’ala berfirman:
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَالَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا * يَاوَيْلَتَى لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
Pada hari ketika orang dzolim itu menggigit kedua tangannya, seraya berkata :
“Andaikan aku dahulu mengambil jalannya Rasul. Aduhai andaikan aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman karibku. Sungguh, ia telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) setelah ia datang kepadaku. Dan setan itu selalu ingin merendahkan manusia.” (Al Furqon: 27-29).
Sebagaimana yang sudah masyhur di kalangan ulama ahli tafsir, yang dimaksud dengan orang yang dzalim dalam ayat ini adalah ‘Uqbah bin Abi Mu’ith, sedangkan si fulan yang telah menyesatkannya dari petunjuk Al Qur’an adalah Umayyah bin Khalaf atau saudaranya Ubay bin Khalaf. Akan tetapi secara umum, ayat ini juga berlaku bagi setiap orang yang dzalim yang telah memilih mengikuti shahabatnya untuk kembali kepada kekafiran setelah datang kepadanya hidayah Islam. Sampai akhirnya dia mati dalam keadaan kafir sebagaimana yang terjadi pada ‘Uqbah bin Abi Mu’ith. (Adhwa’ul Bayan, 6/45).
Siapakah yang menurutmu sahabat terbaik…??
Yang mengajakmu makan malam di restoran mewah..?
Yang nonton bareng denganmu di bioskop..?
Yang ikut bareng denganmu ketika nonton konser musik..?
Yang selalu berada disebelahmu ketika foto narsis..?
Yang mengunjungimu ketika dalam keadaan bete dan bosan..?
Baiklah..
Mungkin itu adalah sahabat versi terbaik menurut kita..
Namun Allah dan Rosulullah menjelaskan, manusia yg pantas disebut sahabat yg sejati adalah :
Yg membantumu dalam kebaikan dan menasehatimu dalam keburukan serta bersabar didalamnya..
Yg ketika engkau bertemu dengannya maka engkau akan ingat kepada Allah dan imanmu bertambah..
Yg bersama denganmu di dalam ketaatan kepada-Nya dan selalu mengajakmu kepada ketaqwaan.”
Maka… Lihatlah baik-baik…!!
Siapa yang mengajakmu sholat berjamaah..?
Siapa yang mengajakmu menghadiri kajian ilmu..?
Siapa yang menasehatimu jika engkau berbuat salah..?
Siapa yang menyuruhmu untuk jujur dalam perkataan dan perbuatan..?
Siapa yang mengingatkanmu agar selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah..?
Siapa yang dapat meningkatkan keimananmu ketika bertemu dengannya..?
Siapa yang mencegahmu berbuat maksiat dan durhaka kepada-Nya..?
Bila ternyata tidak ada seorangpun yang melakukannya kepadamu, sungguh-sungguh malang sekali nasibmu selama ini..
Karena ternyata..
Pada hakikatnya engkau TIDAK memiliki seorangpun SAHABAT yg sejati walaupun engkau berfikir telah memilikinya..
> Ibnu Qudamah berkata :
“Secara garis besar, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut:
(1) Orang yang berakal.
(2) Memiliki akhlak yang baik.
(3) Bukan orang fasik (pecandu dosa dan maksiat).
(4) Bukan ahli bid’ah.
(5) Dan bukan orang yang rakus terhadap dunia.”
(Mukhtashor Minhajul Qashidin II/36)
> Imam Asy-Syafi’i berkata:
“Jika engkau mempunyai teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah engkau melepaskannya. Karena mencari teman yang baik itu sulit, tetapi melepaskannya sangatlah mudah.”
> Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata:
“Perbanyaklah Sahabat-sahabat mukminmu, karena mereka memiliki Syafa’at pada hari kiamat.”
> Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada Sahabat-sahabatnya sambil menangis :
“Jika kalian tidak menemukanku nanti di Surga bersama kalian, maka tolonglah bertanya kepada اللّهُ تعالى tentang aku…!!
“Wahai Rabb Kami..
Hamba-Mu fulan, sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang ENGKAU..
Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu…!!”
> Malik bin Dinaar rahimahullah berkata :
“Semua teman duduk dan sahabat yang engkau tidak mengambil faedah kebaikan agama darinya maka hendaknya engkau lari darinya.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya).
» Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Disekitar Arsy Allah terdapat menara-menara yang terbuat dari cahaya dan di dalamnya terdapat orang-orang yang pakaian serta wajah mereka bercahaya, mereka bukan para Nabi atau syuhada, hingga para Nabi & syuhada kagum kepada mereka.”
Ketika ditanya oleh para sahabat, Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَ سَلَّمَ menjawab :
“Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, saling berkunjung, saling bersahabat dan saling memaafkan karena Allah.”
(H.R. Ahmad, dari Mu’adz bin Jabal no.21052 & 21066 dan juga dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit no.21717 & 21718), dishohihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq musnad Imam Ahmad di jilid 16 no.21963 dll).
Lihatlah ya ikhwani keutamaan yg sangat luar biasa yang akan didapatkan oleh seseorang yg membangun persahabatannya diatas IMAN dan TAQWA.
Dengarkanlah sebuah nasehat yang sangat bagus dari salah seorang ulama yang bernama Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid, ketika baliau berkata :
”Hati-hatilah dari teman yang jelek …! Karena sesungguhnya tabiat manusia itu suka meniru, dan manusia itu bagaikan serombongan burung yang mereka diberi naluri untuk meniru dengan yang lainnya. Maka hati-hatilah bergaul dengan orang yang seperti itu, karena dia akan celaka, hati- hatilah karena pencegahan lebih baik dari pada mengobati “.
Maka pandai-pandailah dalam memilih teman, carilah orang yang bisa membantumu untuk mencapai apa yang engkau cari . Dan bisa mendekatkan diri pada Rabbmu, bisa memberikan saran dan petunjuk untuk mencapai tujuan muliamu.
Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu itu, karena teman ada bermacam-macam
- Ada teman yang bisa memberikan manfaat
- Ada teman yang bisa memberikan kesenangan (kelezatan)
- Dan ada yang bisa memberikan keutamaan.
Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang sulit dicari. (Hilyah Tholabul ‘ilmi, Bakr Abdullah Abu Zaid halarnan 47-48).
Dan yang terakhir ingatlah firman Allah Ta’ala yang artinya :
“Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) sebagiannya akan menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.”
(Q.s. Az-Zukhruf : 67).
Orang-orang yang tidak melandasi pertemanan atau persahabatannya dengan TAQWA di dunia, maka bersiap-siaplah untuk menjadi musuh kelak di hari kiamat.
Mudah-mudahan Allah berikan kepada kita semua sahabat yang selalu berjalan diatas ketaatan kepada-Nya kemudian menjauhi segala larangan-Nya dan Allah kumpulkan kita kelak bersama mereka semua di surga-Nya.
آمين… آمين… يا ر ب العــالمين
Abu Umair Bazher