Ibnu ‘Abbas رضي الله عنهما berkata :
“…Bahwa Sa’id bin Jubair jika memasuki sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah, maka dia sangat bersungguh-sungguh (dalam beramal), hingga hampir-hampir dia tidak mampu (melakukannya)” (HR. Ad-Darimi II/26)

Imam Al-‘Utsaimin رحمه الله berkata :

العَمَلُ ٱلصَّالِحُ فِي أَيَّامِ عَشْرِ ذِي ٱلحِجَّةِ ـومِنْ ذٰلِكَ ٱلصَّوْم ـ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مَِن ٱلعَمَلِ ٱلصَّالَحِ فِي ٱلْعَشْرِ ٱلْأَوَاخِرِ مِن رَمَضَان . وَمَعَ ذٰلِكَ: فَٱلأَيَّامُ ٱلعَشْرُ مِن ذِي ٱلحِجَّةِ ٱلنَّاسُ فِي غَفْلَةٍ عَنْهَا، تَمُرُّ وَٱلنَّاسُ عَلَى عَادَاتِهِم لَا تَجِدُ زِيَادَةً فِي قِرَاءَةِ ٱلقُرآنِ وَلَا ٱلعِبَادَاتِ الأُخْرٰى، بَلْ حَتّٰى ٱلتَّكبِيرَ بَعْضُهُم يَشُحُّ بَهٖ

“Amalan shalih di sepuluh hari (pertama) di bulan Dzulhijjah -di antaranya puasa- lebih dicintai Allah daripada amal shalih di 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan. Tetapi walaupun demikian, terhadap 10 hari (pertama) bulan Dzulhijjah (banyak) manusia melalaikannya. Hari-hari berlalu sementara manusia (tetap saja) seperti kebiasaan mereka. Engkau tidak dapati adanya peningkatan di dalam membaca al-Qur’an, ataupun pada ibadah-ibadah yg lainnya. Bahkan sekedar bertakbir saja, sebagian mereka ada yang kikir (untuk melakukannya)” (Syarhul Mumti’ VI/470)

Allah Ta’ala menamakan awal bulan Dzulhijjah dengan sebutan al-ayyaamul ma’luumaat (hari yang telah ditentukan) untuk memperbanyak dzikir

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka & supaya mereka menyebut nama Allah pada hari2 yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka itu berupa hewan ternak…” (QS. Al-Hajj [22]: 28)

Imam Bukhari rahimahullah menuturkan bahwa Ibnu Umar dan juga Abu Hurairah رضي الله عنهما telah keluar ke pasar pada 10 hari tersebut dan mengumandangkan takbir, lantas orang-orang pun mengikuti takbirnya (untuk mengingatkan manusia agar masing2 berdzikir, tetapi bukannya dengan cara ber-sama2 dengan 1 suara)

Adapun di antara lafal takbir :

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ ، لاَ إلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar walillaahil hamdu…

Dan dianjurkan juga untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika kita berada di pasar, di rumah, di jalan, terlebih di masjid dan tempat-tempat yang layak untuk berdzikir.

Ustadz Najmi Umar Bakkar