Lalai Kembali Setelah Bertaubat di Bulan Ramadhan
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata :
“Lihatlah, wahai orang yg malang ketika engkau penuhi siangmu dg haus dan lapar dan engkau hidupkan malammu dg sujud dan ruku’, kemudian engkau merasa benar-benar telah berpuasa dan engkau bisa memasti-mastikan dalam kebodohan itu…
Dimanakah kerendahan hati dan ketundukanmu…?
Dimanakah ketundukanmu kepada Maulamu (Allah)…?
Apakah engkau mengira bahwa dirimu itu disisi Allah sudah termasuk pelaku puasa yg sukses pd bulan Ramadhan…?
Demi Allah, sekali-kali tidak…
Engkau belum mencapai derajat itu sebelum engkau mengikhlaskan niat sehingga ia tulus murni dan engkau bersihkan jiwamu serta engkau perbagus kualitasnya, kemudian engkau benar-benar hindari amalan-amalan yang hina serta tidak pernah engkau perhatikan lagi…!?” (Bustaanul Waa’izhiin hal 315).
Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
“Wahai orang yang menghabiskan usianya tanpa ketaatan…!!!
Wahai orang yang terlena pada bulan Ramadhan dan juga bahkan di sepanjang hidupnya….!!!
Wahai orang yang kegemarannya adalah penundaan dan pelalaian dan itu sungguh sebuah kegemaran yang sangat jelek….!!!
Wahai orang yang membuat Al-Qur’an dan bulan Ramadhan memusuhinya….!!!
Bagaimanakah mungkin engkau akan mengharapkan sesuatu dari hal-hal yang sudah menjadi musuhmu nanti di hari kiamat…??”
(Wazhoo’ifu Romadhon hal 77).
Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata :
“Manusia yang paling pendusta adalah yang mengulang-ulangi dosanya dan manusia yang paling bodoh adalah yang tertipu dengan kebaikannya…
Manusia yang paling berilmu adalah yang paling memiliki rasa takut kepada Allah…
Seorang hamba tidak sempurna (imannya) hingga dia lebih mendahulukan agamanya dari pada syahwat (kesenangan)nya dan seorang tidak akan celaka selama kesenangannya tidak mengalahkan agamanya.”
(Siyar A’laamin Nubalaa’ VIII/427).
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata :
“Diantara pertanda bahwa Allah berpaling dari hamba-Nya adalah jika Allah membiarkan hamba-Nya disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya yang merupakan penghinaan Allah atas mereka.”
(Jami’ul ‘Uluum wal Hikam hal 139 oleh Imam Ibnu Rajab).
Nastaghfirullahal ‘azhiim…
Ya Allah, curahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami untuk bermaksiat kepada-Mu dan ketaatan kepada-Mu yang dapat menghantarkan kami kepada Surga-Mu…
Ya Allah, kami sujud sementara air mata kami berlinang, hati kami risau atas kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat, sedih terpejam dan penuh penyesalan…
Ya Allah, usaha kami untuk meraih surga-Mu sangatlah lamban dan usaha kami untuk menjauhkan diri dari api neraka-Mu sangatlah lemah…
Ya Allah, kami tidak sabar atas panasnya matahari-Mu, lalu bagaimana mungkin kami bisa sabar atas panasnya neraka-Mu..
Ya Allah, kami tidak sabar atas suara petir-Mu, lalu bagaimana mungkin kami bisa sabar atas suara adzab-Mu…
Nastaghfirullahal ‘azhiim…
Wahai Rabb, dosa kami begitu besar…
Engkau Maha Tahu apa yang kami adukan, Engkau Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Kuasa, Maha Pemaaf dan Maha Pemberi Ampunan…
Ya Allah, ampunan-Mu lebih luas dari pada dosa-dosa kami dan rahmat-Mu lebih kami harapkan dari pada amalan-amalan kami…
Ya Allah, Dzat yang banyak mengampuni orang yang berlumuran dosa pada dirinya…
Kembali untuk kesekian kalinya…
Kembali untuk kesekian kalinya…
Telah datang kepada-Mu pendosa yang mengharap ampunan atas segala kejahatan dirinya, maka berikanlah ampunan-Mu…
Telah datang kepada-Mu pendurhaka yang mengharap rahmat atas segala kemaksiatan dirinya, maka karuniakanlah rahmat-Mu…
Telah datang kepada-Mu orang yang telah merugikan dirinya sendiri, yang mengharapkan belas kasihan-Mu atas segala kesalahan dirinya, maka curahkanlah kasih sayang dari-Mu…
Kami penuhi lagi panggilan-Mu…
Kami sambut lagi seruan-Mu…
Kami ikrarkan lagi janji kepada-Mu…
Kami hadirkan lagi hati untuk berdo’a dengan rasa takut, mencucurkan air mata dan bergemetarnya badan…
Lembutkanlah hati kami dengan taubat dan janganlah Engkau jadikan hati kami keras seperti batu… Dan jangan pula Engkau jadikan kami selalu lalai dari mentaati-Mu selama Engkau hidupkan kami di dunia yang fana ini…
Shalawat dan salam kami persembahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para keluarga dan sahabatnya…
Segala puji bagi Allah Rabb sekalian alam…
Aamiiin..
Abu Muhammad Bakkar