Pasti suatu saat di dalam kehidupan kita, entah sudah pernah kita alami atau belum pernah, kita melihat keadaan seseorang yang meninggal dunia dalam dua keadaan. Ada yang keadaannya diwafatkan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan meninggalkan kesan yang baik, dan adapula yang meninggalkan kesan sebaliknya. Pertanyaannya untuk kita semua sebagai muhasabah diri, keadaan yang manakah kelak kita diwafatkan oleh Allah Ta’ala?. Tentunya kita berharap serta memohon kepada Allah Ta’ala diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah, Aamiin allaahumma aamiin.

            Baru berlalu beberapa hari ini, kami semua ditinggalkan oleh salah seorang saudara yang sangat kita sayangi. Subhanallah, di saat hari kematian beliau, tidak ada dari kita yang dekat dengan beliau melainkan kita semua merasa sangat kehilangan dan dirundung dengan kesedihan yang cukup mendalam. Walaupun kita-kita yang tidak memiliki kekerabatan sekalipun dengan beliau, akan tetapi karena kebaikan beliau رحمه الله, kita merasa seakan-akan ditinggal oleh salah satu anggota keluarga kita. Orang-orang banyak yang mengenang kebaikan beliau, keramahan beliau , semangat beliau dalam urusan kebaikan , terutama perhatian beliau serta kontribusinya dalam urusan da’wah di atas sunnah.

            Hal ini mengingatkan kita terhadap suatu hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik , ia berkata : “ Suatu ketika lewat satu jenazah yang hendal diantar ke pemakaman. Maka orang-orang memuji jenazah tersebut dengan kebaikan yang telah ia perbuat semasa hidupnya. Maka Rasulullah `bersabda :

 وَجَبَت

“Wajib (atasnya)”

            Kemudian jenazah lain berlalu diantar oleh orang-orang menuju ke pemakaman, akan tetapi orang-orang menyebut kejelekan yang diperbuat oleh mayyit tersebut selama hidupnya. Maka Rasulullah ` kembali mengatakan :

وَجَبَت

“Wajib (atasnya)”

Maka Umar ibnul Khatthab abertanya kepada Rasulullah ` : “ Apanya yang wajib, wahai Rasulullah?”. Rasulullah ` bersabda :

هَذَا أَثْنَيتُمْ علَيْهِ خَيرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وهَذَا أَثْنَيتُم عَلَيْهِ شَرًّا فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أنتُم شُهَدَاءُ اللَّهِ في الأرضِ

“Yang kalian puji kebaikannya, maka wajib baginya surga. Dan yang kalian sebutkan kejelekannya, wajib baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi.”[1]

            Pertanyaannya untuk kita semua, bagaimana tanggapan orang saat kita kelak diwafatkan oleh Allah عزّ وجلّ?. Apakah hal yang dikenang oleh orang-orang dari kita berupa kebaikan ?, atau sebaliknya, keburukan ?. Tentunya kita berharap agar Allah عزّ وجلّ menjadikan wafatnya kita dikenang oleh banyak orang tentang kebaikan, karena yang dikenang dari orang-orang sekitar kita kelak akan menjadi saksi di hadapan Allah عزّ وجلّ di hari pengadilanNya, hari yang tidak ada seorang pun yang bisa terluput dari apapun yang diperbuatnya di dunia secuil pun.

            Mengenang Abu Shidqi رحمه الله, salah satu saudara tercinta kami. Seseorang yang sangat kita sayangi, seseorang yang kita anggap sebagai paman, sebagai kakak, pengayom, ikhlas berandil dalam urusan da’wah dan kebaikan lainnya, banyak menolong orang lain. Kita memohon kepada Allah عزّ وجلّ agar kuburan Abu Shidqi رحمه الله, dijadikan taman dari taman-taman surga, Allah عزّ وجلّ berikan untuk beliau kalimat yang teguh , dihisab dengan perhitungan yang dimudahkan, dan Allah عزّ وجلّ jadikan beliau dari penghuni surga Firdaus yang paling tinggi. Aamiin Allahumma Aamiin.


[1] HR. Bukhari, no. 1367; Muslim, no. 949