Bab II
Keutamaan tauhid dan bahwasanya tauhid menghapuskan dosa-dosa
Secara umum bab ini menjelaskan keutaamaan tauhid yang sangat luar biasa, yaitu terhapusnya dosa dengan tauhid. Dalam bahasa arab, susunan kalimat seperti ini disebut ‘athful am ala khas atau menggandengkan penggalan umum dengan penggalan khusus.dan susunan ini merupakan indikasi pentingnya yang khusus tersebut. Bentuk kalimat seperti ini banyak disebutkan dalam al-Quran dan hadits-hadits Rasulullah ﷺ.
Dalil pertama
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Kedzhaliman dalam ayat ini adalah kesyirikan, dan bukan kedzhaliman secara umum, sebagaimana yang dipahami oleh shahabat, sehingga mereka mengatakan kepada Rasulullah ﷺ, “siapa diantara kita yang tidak pernah berbuat dosa?”, kemudian Nabi ﷺ menjawab pertanyaan mereka bahwa kedzaliman yang dimaksud adalah kesyirikan sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat Luqman ayat 13 :
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Ayat ini adalah janji Allah ﷻ bagi orang-orang yang memurnikan tauhidnya kepada Allah ﷻ dan tidak menodainya dengan kesyirikan, baik kecil ataupun besar. Maka bagi mereka yang seperti ini keamanan dari Allah ﷻ di dunia dan di akhirat. Dan salah satu keamanan yang sangat besar dan sangat dibutuhkan oleh manusia adalah diampuninya dosa-dosa yang dia lakukan. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang Allah ﷻ beri keamanan di dunia dan di akhirat.
Dalil kedua
Ubadah bin Shomit radhiallahu’anhu menuturkan : Rasulullah ﷺ bersabda :
” من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله، وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه والجنة حق والنار حق أدخله الله الجنة على ما كان من العمل ” أخرجاه
“Barang siapa yang bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah ﷻ saja, tiada sekutu bagiNya ﷻ, dan Muhammad ﷺ adalah hamba dan RasulNya ﷻ, dan bahwa Isa adalah hamba dan RasulNya ﷻ, dan kalimatNya ﷻ yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari padaNya ﷻ, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah ﷻ pasti memasukkanya ke dalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya”. (HR. Bukhori & Muslim)
Hadits ini juga menjelaskan keutamaan yang sangat besar dari tauhid. Bahwa tauhid akan menjamin surga bagi yang memurnikannya. Dan juga merupakan bantahan bagi sebagian ahli filsafat yang mengatakan bahwa surga dan neraka itu tidak ada, menurut mereka surga dan neraka hanyalah cerita dari para Nabi agar kaum mereka taat. Ini adalah kekufuran dan alamat buruknya tauhid seseorang kepada Allah ﷻ, karena surga dan neraka adalah kabar yang benar dari Allah ﷻ, bahwa surga dan neraka sudah Allah ﷻ ciptakan dan disediakan bagi mereka yang beriman dan bertaqwa kepadaNya ﷻ.
Cara seorang hamba Allah ﷻ menjaga tauhidnya :
- Berdoa kepada Allah ﷻ, agar Allah ﷻ beri hidayah mengilmui tauhid ini dan mengamalkannya dalam segala segi kehidupan, karena kehidupan ini tidak akan perah bisa dilepaskan dari tauhid, karena hidup adalah kebutuhan dan hanya Allah ﷻ lah Dzat yang mengabulkan semua kebutuhan dan memberikannya.
- Hendaknya seorang muslim harus selalu mengikuti pengajian dan majelis ilmu, untuk membentengi imannya dengan ilmu dan peringatan-peringatan yang disampaikan oleh para ahli ilmu tentang tauhid.
Dalil ketiga
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
” فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله “
“Sesungguhnya Allah ﷻ mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengucapkan لا إله إلا الله dengan ikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah”.
Walaupun berbeda secara lafal dengan hadits kedua di atas, namun makna hadits ini senada dengan hadits kedua tersebut, bahwa Allah ﷻ menjanjikan surga dan keselamatan dari neraka bagi mereka yang memurnikan tauhidnya kepada Allah ﷻ.
Dalil keempat
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda :
” قال موسى يا رب، علمني شيئا أذكرك وأدعوك به، قال : قل يا موسى : لا إله إلا الله، قال : يا رب كل عبادك يقولون هذا، قال موسى : لو أن السموات السبع وعامرهن – غيري – والأرضين السبع في كفة، ولا إله إلا الله في كفـة، مالت بهـن لا إله إلا الله ” (رواه ابن حبان والحاكم وصححه).
“Musa berkata : “Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa kepadaMu”, Allah berfirman :”Ucapkan hai Musa لا إله إلا الله ”, Musa berkata : “Ya Rabb, semua hambaMu mengucapkan itu”, Allah menjawab :” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya, selain Aku, dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat لا إله إلا الله diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat لا إله إلا الله lebih berat timbangannya.” (HR. Ibnu Hibban, dan Imam Hakim sekaligus menshohehkannya).
Hadits Ini menjelaskan satu dzikir yang paling mulia. Nabi Musa sebagai seorang Nabi menginginkan dzikir khusus baginya, bukan dzikir yang dibaca oleh kebanyakan manusia. Namun Allah ﷻ menjelaskan padanya bahwa kalimat tauhid ini adalah kalimat yang sangat agung. Kalimat yang lebih berat dari pada langit dan bumi.
Para ulama berselisih dalam keshahihan hadits yang mulia ini. Jika pada akhirnya hadits ini adalah hadits yang lemah maka haditsi ini dikuatkan dengan hadits bithaqah/hadits kartu tauhid, yang mana dalam hadits yang panjang tersebut Allah ﷻ menyelematkannya dari dosa-dosanya dengan satu kartu yang dia miliki, yaitu bithaqah tauhid, tauhid yang murni tanpa bercampur dengan kesyirikan.
Ibn qayyim mengatakan bahwa kita semua yang mengaku muslim punya kartu la ilaha illa Allah, namun yang harus diperhatikan lagi adalah kualitas dari tauhid tersebut.
Dan faidah lain dari hadits yang mulia ini adalah bahwa dzikir ini menghancurkan dosa-dosa dan mengalahkannya, sehingga orang yang membawa kalimat ini pada hari kiamat kelak akan mendapatkan janji Allah ﷻ, yaitu keselamatan.
Dalil terakhir
Imam Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :
” قال الله تعالى : يا ابن آدم، لو أتيتني بقراب الأرض خطايا، ثم لقيتني لا تشرك بي شيئا، لأتيتك بقرابها مغفرة “
“Allah ﷻ berfirman : “Hai anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatupun, pasti Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula”.
Ini adalah keutamaan tauhid yang sangat luar biasa, juga sebagai bantahan yang kuat dan jelas bagi khawarij, orang-orang yang mengkafirkan para pelaku dosa besar. Semoga Allah ﷻ memuliakan kita dengan tauhid di dunia dan di akhirat.