Bab IX
Mencari Berkah dari Pohon, Batu, dan selainnya.
Keberkahan adalah perkara yang sangat dicintai dan dicari-cari oleh kaum muslimin. Sehingga ada sebagian orang yang berlebihan dalam bab ini, mereka mencari keberkahan tersebut pada benda-benda atau hal yang bukan sumber keberkahan. Bahkan mereka terjerumus melakukan kesyirikan dan ritual tidak disyariatkan.
Seandainya yang melakukan ini adalah mereka para penyembah berhala maka hal ini tidaklah aneh. Namun nyatanya ini dilakukan oleh kaum muslimin. Ini memprihatinkan.
Kuburan dianggap sebagai tempat mencari berkah bagi mereka. Shalat, berdoa, dan baca quran di kuburan akan mengundang banyak keberkahan. Tanahnya dianggap suci dan berkah. Keyakinan seperti ini bukanlah bagian dari agama islam, namun ini adalah kebiasaan dan aqidah orang-orang syiah. Termaktub dalam buku mereka, salah satunya adalah keyakinan mereka bahwa tatkala al-Husain dikuburkan di Karbala, tanahnya jadi tanah haram, mereka beribadah di kuburun itu, sujud, berdoa, memanggil-manggil al-Husain, menziarahinya sama seperti umrah puluhan kali, keagungan tanah karbala mengalahkan keberkahan tanah dari masjid aqsha yang kita yakini sebagaimana Allah ﷻ firmankan dalam alquran, bahkan mengalahkan keberkahan Makkah dan Madinah.
Selain kuburan, hari-hari dan perayaan-perayaan tertentu juga dianggap memiliki keberkahan keberkahan, padahal tidak ada dalilnya, tidak ada tuntunan dan contohnya dari Rasulullah ﷺ dan ulama kaum muslimin.
Perlu kita ketahui bersama bahwa berkah secara bahasa berarti kebaikan yang banyak dan kebaikan yang menetap. Dan keberkahan seluruhnya berada di tangan Allah. Keberkahan adalah kebaikan, keberkahan adalah nikmat, keberkahan juga adalah karunia dan anugerah di dunia dan di akhirat. Allah ﷻ disifati dengan tabarak. Allah ﷻ memilih yang Allah ﷻ kehendaki untuk diletakkan keberkahan padanya, sebagaimana ditunjukkan oleh dalil-dalil yang shahih. Maka ada makhluq, waktu, dan tempat-tempat yang Allah ﷻ berkahi. Seperti keberkahan kepada tubuh para Nabi, Makkah dan Madinah, bulan Ramadhan, Lailatul-qadr, 10 hari pertama dari bulan dzulhijjah, air hujan, zaitun, pohon kurma, kurma ajwa, makan sahur, air zamzam.
Maka secara umum keberkahan dibagi menjadi dua :
- Nyata : seperti Dzat tubuh para Nabi, air zamzam, dan lain sebagainya.
- Makna : ilmu para ulama, majlis para ulama, nasehat mereka berkah, dan lain sebagainya.
Hukum asal mencari keberkahan dari selain Allah adalah syirik kecil. Dikarenakan orang-orang yang meyakini dan melakukannya menjadikan sesuatu tersebut sebab bagi keberkahan tanpa tuntunan Allah ﷻ, padahal keberkahan itu datangnya dari Allah ﷻ dan hanya Allah ﷻ yang berhak menentukan dimana keberkahan itu berada dan bagaimana cara mendapatkannya. Dan akan berubah menjadi syirik akbar (besar, yang dapat mengeluarkan seorang muslim dari keislamannya) jika pada ritual ini seorang pencari berkah mendekatkan diri kepada sesuatu yang dia yakini tersebut, dan meyakini bahwa sesuatu itu dapat memiliki keberkahan mutlaq dan dapat membagi-bagikan keberkahan itu dari dzatnya sendiri, tanpa kehendak Allah ﷻ.
Dalil pertama
أَفَرَأَيْتُمُ اللَّاتَ وَالْعُزَّىٰ – وَمَنَاةَ الثَّالِثَةَ الْأُخْرَىٰ – أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَىٰ – تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَىٰ – إِنْ هِيَ إِلَّا أَسْمَاءٌ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَمَا تَهْوَى الْأَنْفُسُ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مِنْ رَبِّهِمُ الْهُدَىٰ
Artinya :
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap al Lata dan al Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. QS Annajm : 19-23.
Mereka menganggap al-laat, al-manaat, dan al-uzza yang ada dalam ayat-ayat di atas sebagai putri-putri Allah ﷻ. Sama seperti orang-orang yahudi yang menganggap Uzair anak Allah ﷻ, dan orang-orang nasrani yang juga menganggap Nabi Isa sebagai anak Allah ﷻ. Dalam hal ini mereka berbuat 2 keburukan :
- Menganggap Allah ﷻ punya anak.
- Mengatakan bahwa anak Allah ﷻ adalah perempuan, sehingga Allah ﷻ berfirman bahwa ini adalah pembagian yang tidak adil.
Syaikh Muhammad menyadur ayat-ayat di atas dalam bab ini dengan maksud bahwa tuhan-tuhan selain Allah itu beragam dan bervariasi tergantung mereka yang menyembahnya. Al-laata adalah kuburan yang kabilah tsaqif di Thaif. Dan Uzza adalah pepohonan yang diberi kain, dihiasi dan diberi penjaga, disembah dan diagungkan oleh kaum quraisy. Sedangkan Manaat adalah batu yang diukir menjadi berhala, disembah oleh suku aus, suku khazraj, dan suku khuza’ah. Mereka meyakini kekuatan-kekuatan tertentu pada setiap tuhan. Agama-agama sesat lainnya juga melakukan hal yang sama, menganggap dewa ini dan dewa itu, memiliki tugas-tugas tertentu. Padahal Tuhan yang sejati harusnya menguasai segalanya, tidak membutuhkan penolong, tidak membutuhkan teman dan istri untuk kesempurnaan, Maha Kuasa dan tidak sekalipun membutuhkan makhluqNya, itulh Allah ﷻ.
Dalil kedua
Abi Waqid Al Laitsi menuturkan :
“Suatu saat kami keluar bersama Rasulullah menuju Hunain, sedangkan kami dalam keadaan baru saja lepas dari kekafiran (masuk Islam), disaat itu orang-orang musyrik memiliki sebatang pohon bidara yang dikenal dengan dzatu anwath, mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut, disaat kami sedang melewati pohon bidara tersebut, kami berkata : “Ya Rasulullah, buatkanlah untuk kami dzat anwath sebagaimana mereka memilikinya”. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menjawab :
“الله أكبر إنها السنن، قلتم والذي نفسي بيده كما قالت بنو أسرائيل لموسى“اجعل لنا إلها كما لهم ءالهة، قال إنكم قوم تجهلون“ لتركبن سنن من كان قبلهم” رواه الترمذي وصححه.
“Allahu Akbar, itulah tradisi (orang-orang sebelum kalian) demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, kalian benar-benar telah mangatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh Bani Israel kepada Musa :“Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan, Musa menjawab : “Sungguh kalian adalah kaum yang tidak mengerti (faham), kalian pasti akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian.” (HR. Turmudzi, dan dinyatakan shoheh olehnya)
Ini keberkahan yang diyakini oleh kaum musyrikin jahiliyyah. Saat para shahabat berlalu di sisi mereka, tiba-tiba para shahabat yang baru memeluk islam meminta diadakan pohon keberkahan sebagaimana yang mereka lihat, sontak Nabi ﷺ kaget dan menegaskan pada mereka bahwa ini adalah tradisi orang-orang musyrik dulu dan mengingatkan bahwa kita harus menjauhi segala bentuk ketergantungan kepada selain Allah ﷻ, tidak ada kebaikan kecuali berasal dari Allah ﷻ.