الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله

Kebanyaan manusia itu tidak mempan ditegur manusia. Makanya Allah ﷻ pun harus turun untuk menegur. Teguran Allah ﷻ lewat dua cara :

Syariat (pengajaran alquran, hadits-hadits, kabar gembira dan kabar celaka dari kedua wahyu yang suci tersebut). Alquran dibacakan, sunnah dijelaskan namun tidak membekas. Padahal Alquran ini dahsyat luar biasa sebagaimana Allah ﷻ jelaskan, Allah ﷻ berfirman

وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). QS ArRa’d : 31.

Imam Abu Hamid Al Ghazali dalam kitabnya mengatakan bahwa salah satu cara merenung saat seseorang membaca alquran adalah meyakinkan dalam dirinya bahwa yang pertama kali ditegur dan diajak berbicara oleh Allah lewat ayat yang dibacakan itu adalah dirinya sendiri, bukan orang lain.

Kita lebih mirip bani Israil, teguran Allah ﷻ seringnya dibantah bukan didengarkan lalu ditaati. Allah ﷻ jelaskan larangan membuka aurat dibantah, dijelaskan larangan riba dan musik dibantah, itu kerjaannya setan, bukan manusia. Allah ﷻ berfirman memperingatkan kita semua,
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. QS Yasin : 60.

Jika kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang muslim, rutin mengaji, sering baca alquran, namun, semua pelajaran tidak direnungkan dan diamalkan, maksiat kepada Allah ﷻ masih saja dianggap ringan, hati ini makin keras. Hati yang seperti ini adalah hati yang celaka, Allah ﷻ mengabarkan celaka bagi mereka yang memiliki hati seperti ini.

Maka sangatlah layak kita merenungkan salah satu ayat dalam alquran yang telah menyebabkan Imam FUdhail bin Iyadh bertaubat kepada Allah ﷻ dari kehidupan yang sangat jauh dari ketaatan dan jalan yang lurus. Allah ﷻ berfirman,
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. QS Al Hadid : 16.

Ali bin Abi Thalib mengatakan,
قد سبق الى جنات عدن اقوام لم يكونوا بأكثر الناس صلاة ولا صياما، ولكن عقلوا من الله موعظة فوجلت منها قلوبهم واطمأنت نفوسهم وجوارحهم
Telah bergegas menuju surga aden, orang-orang yang tidakbanyak shalatnya, puasanya, akan tetapi mereka adalah kaum yang mmapu mencerna dan mengambil pelajaran dari teguran Allah ﷻ.
Mushibah
Jika teguran pertama tidak mempan, maka Allah ﷻ akan menegur kita dengan mushibah. Mushibah bisa menyerang pribadi ataupun kolektif. Mushibah yang menimpa pribadi berbentuk 3 hal :
Sakit
Kemiskinan
Kematian
Imam Hasan Bashri mengatakan bahwa kalau bukan karena 3 hal ini, maka manusia akan selalu menyombongkan diri.

Imam Qurthubi mengatakan bahwa siapa yang ingin hatinya lembut
Hadir di majlis ilmu.
Melihat orang sakaratul maut.
Melihat orang yang sudah mati.

Terkadang teguran Allah berupa musibah ini bentuknya kolektif. Rasulullah ﷺ bersabda,
يا معشر المهاجرين: خمس إذا ابتليتم بهن، وأعوذ بالله أن تدركوهن: لم تظهر الفاحشة في قوم قط، حتى يعلنوا بها إلا فشا فيهم الطاعون والأوجاع التي لم تكن مضت في أسلافهم الذين مضوا، ولم ينقصوا المكيال والميزان إلا أخذوا بالسنين وشدة المؤنة وجور السلطان عليهم، ولم يمنعوا زكاة أموالهم إلا منعوا القطر من السماء، ولولا البهائم لم يمطروا، ولم ينقضوا عهد الله وعهد رسوله، إلا سلط الله عليهم عدوا من غيرهم فأخذوا بعض ما في أيديهم، وما لم تحكم أئمتهم بكتاب الله، ويتخيروا ما أنزل الله، إلا جعل الله بأسهم بـينهم
Wahai kaum muhajirin, ada 5 bencana yang akan menimpa kalian -aku berlindung kepada Allah semoga kalian –
Tidaklah kekejian berupa zina (termasuk LGBT) merajalela dalam suatu negeri, kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka wabah dan penyakit yang tidak pernah ada pada kaum sebelum mereka. (pemicunya adalah empat hal : riba, zina, khamr, dan musik)
Tidaklah mereka menghalangi zakat mal mereka dan tidak mau membayarkannya, kecuali Allah akan menahan hujan (hujan rahmat) bagi mereka, kalaulah bukan karena hewan-hewan maka mereka tidak akan diberikan hujan sedikitpun,
Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan (Syaikh Utsaimin mengatakan bahwa ayat dari surat almuthaffifin mencakup pengurangan hak dan kewajiban dari segala bentuknya dalam kehidupan ini, antara pedagang dan pembeli, bos dan karyawan, suami dan istri, dan lain sebagainya), melainkan Allah akan menimpakan atas mereka paceklik, sulit hidup dan jahatnya para penguasa.
Tidaklah sekelompok kaum mengingkari janji Allah dan RasulNya, melainkan Allah akan datangkan musuh dan menguasai mereka (penjajah), dan mengambil sebagian kekayaan mereka, sebagian kecil ataupun sebagian besar.
Tidaklah para penguasa tidak berhukum dengan hukum Allah, kecuali rakyatnya kena musibah dirundung konflik yang tidak kenal kesudahan, vertikal ataupun horizontal.