Ada sebagian orang yang selalu mengkhawatirkan akan keadaan masa depannya, khususnya yang berkaitan dengan perihal ma’isyah (penghidupan) nya. Bahkan saking khawatirnya , ada yang sampai pada tingkatan putus asa akan keadaan masa depannya, seakan-akan ia beranggapan bahwa ia tidak memiliki rezeki di masa depannya. Ia beranggapan bahwa ia tidak memiliki rezeki lagi untuk bertahan hidup di masa depannya. Bagaimana seharusnya seseorang melihat masa depannya?. Haruskah senantiasa memandang masa depan dengan penuh kekhawatiran, atau hanya sekedar optimis?.

Masa depan sudah pasti ditetapkan oleh Allah Ta’ala, dan sudah termaktub. Hendaknya kita tetap berhunuzzhon kepada Allah ‘Azza wa Jalla Yang telah menetapkan masa depan untuk kita dengan kemaha bijaksanaan Nya, yang juga merupakan bagian dari iman kepada takdir , baik dan buruknya. Allah Ta’ala befirman :

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَا ۗاِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ

” Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Q.S. Al-Hadid : 22)

Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash)

Walaupun masa depan sudah termaktub , bukan berarti kita menyongsongnya hanya dengan pasrah tanpa berikhtiar. Kita tetap harus berusaha dengan cara yang halal, dan tidak melalaikan kita dari ibadah kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi juga tidak benar ketika kita mengkhawatirkannya, bahkan sampai kepada tingkatan putus asa. Rezeki telah Allah Ta’ala tetapkan untuk seluruh makhlukNya. Rezeki setiap makhluk tidak akan pernah tertukar. Sedahsyat apapun usaha seseorang dalam mencari ma’isyah, tidak akan menambah rezeki yang telah Allah ‘Azza wa Jalla tetapkan baginya, dan juga tidak akan berkurang jatah rezekinya. Bahkan janin yang berada di kandungan ibunya pun telah Allah tetapkan rezeki baginya. Sekalipun seseorang berada di dasar lautan, rezeki pasti akan menghampirinya, dimanapun ia berada.

Rezeki sudah ditetapkan dari A sampai Z. Bukankah rasulullah shallallahu ‘alayhi sallam telah mengabarkan kepada kita tentang rezeki pasti akan menghampiri setiap manusia?. Perhatikan sabda berikut :

لَوْ أَنَّ ٱبنَ آدَمَ هَرَبَ مِن رِزْقِهٖ كَمَا يَهْرُبُ مِنَ المَوْتِ لَأَدْرَكَهُ رَزْقُهُ كَمَا يُدْرِكُهُ المَوْتُ

“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.” (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no:952)

Tidak pantas kita mengkhawatirkan apa yang telah Allah ‘Azza wa Jallan tetapkan untuk kita, dalam hal ini yang dimaksud adalah rezeki. Bahkan termasuk dari kesyirikan ketika seseorang ketakutan akan berkurangnya rezeki. Secara tidak langsung kita meyakini bahwa urusan rezeki tidak sepenuhnya urusan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman menjelaskan perihal ini :

وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا

” Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar. ” (Q.S.Al-Isra :31)

Tidak dibenarkan dengan alasan apapun ketika membunuh anak lantaran takut akan perihal ketersediaan rezeki. Setiap jiwa sudah ditentukan rezekinya oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Termasuk dalam perkara mengkhawatirkan rezeki adalah ketika membatasi kelahiran melalui cara medis dengan meyakini bahwa banyak anak malah menambah beban finansial. Dalam hal ini, maka orang seperti ini terjatuh dalam kesyirikan. Berkuranglah tawakkalnya kepada Allah Ta’ala, berkurang juga tauhidnya, begitu juga keimanannya. Cukuplah ayat berikut ini sebagai motivasi bagi kita agar tidak mengkhawatirkann perkara rezeki. Allah Ta’ala berfirman :

ۗوَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا

” Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.” (Q.S. Hud : 6)

Wallahu A’lamu bisshowab