“Karena Apa Air Mata Ini Menetes…??”

Wahai saudaraku tanyakanlah pada diri ini, air mata apakah yang selalu menetes dari mata ini…??

Air mata yang menetes karena kehilangan hal-hal dunia…??

Atau air mata yang menetes karena kehilangan harta…??

Atau air mata yang menetes karena harta yang haram…??

Atau air mata yang menetes karena kehilangan kekuasaan…??

Atau air mata yang menetes karena mendapat kekuasaan…??

Maka cobalah perhatikan, air mata manakah yang paling sering menetes dari air mata ini…!!??

Pernahkah air mata ini menetes karena takut kepada Allah…??

Pernahkah air mata ini menetes karena dosa-dosa yang telah kita perbuat…??

Pernahkah air mata ini menetes karena takut akan su’ul khotimah…??

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan alam kubur…??

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan nasib kita di akhirat kelak…??

Pernahkah air mata ini menetes karena memikirkan surga dan neraka Allah…??

Pernahkah air mata ini menetes karena banyak hilangnya pahala akhirat…??

Pernahkah air mata ini menetes karena kehilangan sholat dua raka’at sebelum subuh…??

Pernah jugakah air mata ini menetes karena takut tidak mendapatkan rahmat dan ridha Allah…??

Renungkanlah wahai saudaraku…!!
Sebelum tak ada gunanya air mata ini menangis maka menangislah, dan sebelum tetesan air mata ini tak ada artinya lagi…!!

~ Biasanya manusia di dunia ini lebih menyukai majelis tawa dr pd majelis tangis. Padahal yang akan sangat bermanfaat bagi dirinya kelak di hari pembalasan adalah majelis tangis bukan majelis tawa.

~ Majelis tangis yang dimaksud adalah majelis yang mengingatkan kita akan negeri akhirat, majelis yang dapat menyuburkan iman dan taqwa kita, majelis yang didalamnya dibacakan Ayat-ayat Allah dan sabda Rosulullah, yang dengan itu semua menyebabkan air mata ini berlinang dan hati ini tunduk serta takut kepada-Nya.

Karena ternyata tangisan manusia ada banyak macamnya,

Yazid bin Maisaroh berkata :
“Tangisan bentuknya ada 7 macam :
1. Karena gembira
2. Karena bersedih
3. Karena berkeluh-kesah
4. Karena sakit
5. Karena bersyukur (berterima kasih)
6. Karena riya’
7. Karena takut kepada Allah Ta’ala

~ Dan tangisan yang ketujuh inilah yang dapat memadamkan gejolak api neraka yang membara walaupun hanya setetes air mata.

¤ Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah berkata dalam kitabnya Zaadul Ma’aad,
Tangisan ada 10 macam bentuknya :

  1. Tangisan karena sayang & belas kasih
    2. Tangisan karena cinta & rindu
    3. Tangisan karena gembira & bahagia
    4. Tangisan karena karena sedih
    5. Tangisan karena lemah tak berdaya
    6. Tangisan karena empati
    7. Tangisan orang yang disewa atau diberi uapah untuk menangis
    8. Tangisan kemunafikan, yaitu matanya berlinang tetapi hatinya keras
    9. Tangisan berkeluh kesah disebabkan rasa sakit yang tidak dapat ditanggungnya
    10. Tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.

~ Adapun tangisan yang paling benar dan paling bermanfaat adalah tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.

Rosulullah bersabda :
“Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.”
(Muttafaqun ‘Alaihi).

» Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Ada 3 manusia yang mata mereka tidak akan menyentuh api neraka, yaitu mata yang berjaga-jaga di jalan Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yg menahan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah.”
(HR. Ath-Thobroni, Shohiihut Targhiib wat Tarhiib no.3326, hadits dari Mu’awiyah).

Api maksiat yang masuk ke hati manusia merubah hati menjadi arang hitam. Dan api maksiat tersebut hanya bisa dipadamkan dengan air mata yang mengalir disebabkan karena takut kelak dihisab pada hari kiamat.

Karena menangis ternyata bukan hanya sekedar naluri manusiawi yang Allah berikan kepada manusia saja, tapi ia akan menjadi karunia yang sangat besar dari-Nya jika disertai dengan rasa takut, cinta atau berharap kepada-Nya.

» Rosulullah bersabda :
“Ada 7 golongan yang akan dinaungi oleh Allah dibawah naungannya pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, ….. (Diantaranya disebutkan)
Seseorang yang menyendiri untuk mengingat Allah lalu air matanya mengalir.”

(HR. Bukhari no.629 dan Muslim no. 1031).

Lihatlah bagaimana keadaan orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah berikut ini…!!

Rosulullah menangis ketika mendengarkan Al-Qur’an

> Abdullah bin Mas’ud menuturkan, Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam bersabda:

Bacakan (Al-Qur’an) untukku.” Lalu katakan: “Wahai Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam, aku baca untuk engkau padahal Al-Qur’an turun kepadamu?” Beliau berkata: “Ya, Sesungguhnya saya ingin mendengarkannya dari selainku.”

Lalu aku membaca surat An-Nisa’ hingga sampai ayat :

Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu). (Q.S. An-Nisa’: 41).

Beliau lantas berkata: “Ya cukup.” Maka aku melihat air mata beliau menetes. (Sunan Ibnu Majah no. 4194 dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).

Rosulullah menangis ketika dalam keadaan sholat

> Diriwayatkan dari Tsabit Al-Bunaniy dari Muthorrif dari bapaknya berkata: Saya menjumpai Nabi Shalallahu’alaihi Wassallam sedang dalam keadaan shalat, terdengar dalam perut beliau Al-Aziz (seperti suara air yang mendidih dalam Mirjal yaitu bejana) maksudnya beliau sedang menangis. (HR Ahmad, An-Nasa-i dan Abu Dawud serta Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab dan dishahihkan oleh Al-Albani 8 AI-Fath Ar-Rabbani 4/111).

> Diriwayatkan dari Abdullah bin Asy-Syikhkhir, ia berkata : “Aku melihat Rosulullah sholat dan di dadanya terdengar seperti air mendidih –yakni suara tangisan- seperti mendidihnya air dalam bejana, karena tangisan beliau.

> Diriwayatkan dari ‘Aisyah, ia berkata : “Suatu malam diantara malam-malam (yang kami lalui), Nabi bersabda : ‘Wahai ‘Aisyah biarkanlah aku berubadah kepada Rabb-ku pada malam ini’. Maka aku menjawab : ‘Demi Allah sesungguhnya aku ingin berada di dekatmu, tetapi aku pun menyukai apa yang menggembirakanmu.”

‘Aisyah berkata : “Maka Nabi berdiri lalu bersuci, kemudian beliau sholat.”

‘Aisyah berkata : “Maka beliau senantiasa menangis hingga pangkuanku basah.”

‘Aisyah berkata : “Maka beliau pun dudukn dan beliau terus menangis hingga jenggotnya basah.”

‘Aisyah berkata : “Kemudian beliau menangis hingga tanah menjadi basah. Lalu Bilal mengumandangkan adzan untuk sholat (subuh). Tatkala Bilal melihat Nabi dalam keadaan menangis, ia berkata : ‘Wahai Rosulullah, engkau menangis padahal sungguh Allah telah mengampuni dosamu yang telah dan yang akan datang ???

Maka Nabi menjawab : “Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur ?.”

(Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhiib wat Tarhiib).

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu terkenal sebagai orang yang suka menangis di dalam sholatnya, hingga Nabi bersabda : “Perintahkanlah agar Abu Bakar sholat mengimami kalian (kaum muslimin). Maka ‘Aisyah berkata kepada Nabi : “Sesungguhnya ayahku (Abu Bakar) adalah seorang yang hatinya sangat lembut. Jika ia berdiri di tempatmu, ia tidak akan mampu mengimami manusia (kaum  muslimin).” (Hr. Bukhari kitab al-aadzaan bab haddul maridh ay Yasyhadal jama’ah).

Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu menangis ketika sholat sampai tangisannya terdengar hingga ke barisan terakhir shaf ketika sedang membaca ayat “….Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku….” (QS. Yusuf : 86).

Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu apabila beliau berdiri di sisi kuburan, beliau menangis sampai basah janggutnya, kemudian dikatakan kepadanya, “Ketika anda mengingat Surga dan Neraka tidak menangis, namun untuk ini Anda menangis?” Utsman Radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَمَنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

‘Sesungguhnya kuburan adalah awal persinggahan akhirat, jika selamat darinya, maka yang setelahnya akan lebih mudah darinya, dan jika tidak selamat, maka yang setelahnya lebih berat darinya.”

Kemudian beliau Radhiyallahu ‘anhu membawakan sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam,

مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ

‘Tidak pernah aku melihat pemandangan yang amat mengerikan kecuali (siksa) kubur lebih mengerikan darinya.‘” (HR. Ibnu Majah, no. 4267).

Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dihidangkan makanan kepadanya, maka ia berkata : “telah diberikan apa yang diberikan kepada kami. Sungguh kami takut bahwa kebaikan-kebaikan kami disegerakan (balasannya di dunia).” Kemudian ia menangis hingga ia meninggalkan makanan tersebut. (Hr. Bukhari kitab al-janaaiz, bab idzaa lam yuujad illaa tsaubun wahidun).

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajalnya]. Maka ditanyakan kepadanya : “Apa yang membuatmu menangis ?”.

Maka beliau menjawab : “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti ?”

Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya : “Apa yang membuatmu menangis ?”

Maka beliau menjawab : “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu ?”

Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah menangis, kemudian ditanyakan kepadanya : “Apa yang membuatmu menangis ?”

Maka beliau menjawab : “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.

”Sumber dari buku al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi.

Renungilah hadits Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini….!!!

Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tangisan tidak henti-hentinya dari penduduk neraka, mereka menangis hingga air matanya terputus (kering). Kemudian mereka menangis dengan air mata darah, hingga di wajah-wajah mereka terbentuk aliran seperti parit. Seandainya perahu diluncurkan di parit tersebut niscaya ia akan berjalan.” (HR. Ibnu Majah kitab az-zuhd, bab shifatun naar. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-jami’ no. 8083).

Maka menangislah kepada Allah sebelum tangisan ini tidak ada manfaatnya….!!!

Ya Allah rahmatilah kami dan ridhailah kami, Ya Allah jadikanlah air mata kami ini air mata yang menetes karena takut kepada-Mu dan karena memikirkan dosa-dosa yang telah kami perbuat, juga karena hal-hal akhirat yang kami lalai darinya.

آمين… آمين… يا ر ب العــالمين

 

Abu Umair Bazher