( بسم اللّه الرحمن الرحيم )
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ, وَ الصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللَّه.
Biografi Singkat
Imam Ahmad bin Hambal
( 164 – 241 H )
- Nasab Beliau :
Abu Abdillah bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Adz-Dzuhali Asy-Syaybani. Lahir di Baghdad 164 H, pada bulan Robi’ul Awwal. Beliau orang Arab asli. Ayahnya wafat ketika beliau masih anak – anak. Kemudian Ibunya berperan penting dalam men-tarbiyyahnya. Beliau, Imam Ahmad bin Hambal wafat tahun 241 H pada usia 77 tahun.
- Guru – guru Beliau :
Imam Ahmad besar di Baghdad, tempat berkembang pesatnya ilmu. Beliau belajar dan menimba ilmu dari Ulama – ulama Fiqih dan Hadits yang jumlahya banyak sekali, di antaranya :
- Al-Qodhi Abu Yusuf
- Hasyim bin Bisyir ( Abi Hazim Al-Wasithy )
- Muhammad bin Idris ( Imam Asy-Syafi’i )
- Yahya bin Ma’in
- Abdur Rozaq bin Hamam
- Sofyan bin U’yaynah
- Yahya Al-Qathan
- Al-Walid bin Muslim
- Abdurrahman bin Mahdi ( seorang Muhaddits besar pada zaman Imam Syafi’i ) dan lain-lain
Imam Ahmad telah menjaga sunnah dengan mengumpulkannya dan menghafalkannya sampai menjadi Imam para Ahlu Hadits dan Mujaddid tunggal di zamanya.
- Pujian Para Ulama Terhadap Beliau :
- Ibrohim Al-Harbi :
” رَأَيْتُ أَحْمَدَ كَأَنَّ اللَّهَ قَدْ جَمَعَ لَهُ عِلْمُ الَأَوَّلِيْنَ وَ الْآخِرِيْنَ ”
“ Saya melihat Ahmad seolah-olah Allah telah mengumpulkan kepadanya ilmu orang-orang pertama dan orang-orang terakhir “.
- Imam Syafi’i :
” خَرَجْتُ مِنْ بَغْدَاد وَمَاخَلَّفْتُ بِهَا أَتْقَى وَلاَ أَفْقَهْ مِنْ إِبْنِ حَنِبَل ”
“ Saya telah keluar dari Baghdad, dan saya tidak melihat orang yang lebih bertaqwa dan lebih pintar dari Ibu Hambal “.
- Al-Madini :
” إِنَّ اللَّهَ أَعَزَّ الْإِسْلاَم بِرَجُلَيْنِ :
أَبِيْ بَكْر يَوْمَ الرِّدَّةِ, وَ ابْنَ حَنْبَلَ يَوْمَ الْمِحْنَةِ ”
“ Sesungguhnya Allah telah memuliakan Islam dengan dua orang laki-laki : Abu Bakr di hari Riddah dan Ibnu Hambal di hari Minnah (ujian kholqul qur’an) “.
- Murid-murid Imam Ahmad :
- Sholeh bin Ahmad bin Hambal ( anak beliau yang paling besar ), wafat tahun 266 H.
- Al-Atsrom, Abu Bakr, Ahmad bin Muhammad bin Hani Al-Khurosani Al-Baghdadi, wafat tahun 273 H.
- Abdul Malik bin Abdil Hamid bin Mahron Al-Maymuni, wafat tahun 274 H.
- Ahmad bin Muhammad Al-Hajjaj, Abu Bakar Al-Marwazi, wafat tahun 274 H.
- Harb bin Ismail Al-Handzoli Al-Karmani, wafat tahun 280 H.
- Abdullah bin Ahmad bin Hambal, wafat tahun 290 H.
- Pokok Madzhab Beliau :
Pokok madzhab beliau ada lima :
- Al-Kitab dan As-Sunnah
- Fatwa para Sahabat : yang di dalamnya tidak terdapat khilaf
- Fatwa para Sahabat yang terdapat khilaf : beliau memilih yang paling dekat kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah
- Mengambil dari Hadits Mursal / Hadits Dho’if : selama riwayatnya tidak terkenal dengan kebohongan / fasiq
- Qiyas
Imam Ahmad berkata :
” ضَعِيْفُ الْحَدِيْث أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ رَأْيِ الرِّجَالِ ”
“ Hadits Dho’if lebih saya sukai dari pada pendapat Manusia “.
Imam Ahmad menjauhkan kemungkinan adanya ijma’, beliau berkata :
“ Barang siapa mengaku adanya ijma’, dia adalah pendusta. Semoga Manusia berselisih “.
- Tempat Tersebarnya Madzhab Imam Ahmad :
- Madzhab Imam Ahmad adalah madzhab terakhir dari 4 (empat) madzhab yang ada, oleh karenanya tidak tersebar luas seperti yang lain. Karena sebagian besar telah mengambil madzhab lain.
- Disamping itu sebagian besar pengikut Imam Ahmad tidak mencintai kepemimpinan dan qhodho’ (hakim).
Ibnu Kholdun berkata :
“ Adapun Ahmad bin Hambal pengikutya sedikit, karena jauhnya mereka dari ijtihad, dan kemurniannya dalam pengambilan riwayat. Dan kebanyakan : di Syam, Iraq, Baghdad dan sekitarnya…”.
- Kelebihan Madzhab Imam Ahmad dari Madzhab-madzhab yang Lain :
- Pengambilan murni dari Al-Qur’an dan As-Sunah. Dan ketika tidak ada, maka kembali kepada ijtihad dan qiyas.
- Kehati-hatian dan tidak berani dalam berfatwa sampai salah satu murid Imam Ahmad berkata : “ Saya tidak bisa menghitung –saking banyaknya- perkataan Imam Ahmad : “ Saya tidak tahu “ , begitu juga beliau banyak tawaqquf (tidak mengambil keputusan).
- Imam Ahmad tidak berani berkata : “ Ini halal atau haram “.
- Imam Ahmad termasuk madzhab yang terakhir dari empat madzhab yang ada, yang menjadikannya mengetahui khilaf-khilaf yang ada, dan memilih yang palih rajih.
Kitab-kitab Madzhab Hanaabilah :
- Mukhtashor Al-Kharoqi : Abul Qosim
- Al–Mughniy dan Al-Kafii : Ibu Qudamah Al-Maqdisi
- Al-Muharror fil Fiqh : Majduddien Abul Barokat
- Al–Fatawa Al-Kubro dan Al-Ikhtiyarot Al-Fiqhiyyah : Syaikhul Islam Ibu Taymiyyah
- Al-Iqna’ : Abun-Naja Musa bin Ahmad Al-Maqdisi, dan lain-lain.
وَ صَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وِ سَلَّم
Referensi :
- At-Ta’rif bil Fiqhil Islami : Ibrohim Atho’ Syaiban dan Faruq Abdul Alim
- Muqoddimah fil Fiqh : Sulayman Abal Khoil
Muhammad bin Badr Bajri