Banyak dari kaum muslimin yang mereka betul berpuasa, menahan makan dan minum serta pembatal puasa lainnya sejak terbit fajar hingga terbenamnya fajar di waktu maghrib, akan tetapi yang mereka peroleh hanyalah lapar dan dahaga semata. Hal ini memang sudah diberitakan kepada kita melalui sabda Rasulullah shallalahu ‘alayhi wa sallam di dalam sebuah hadits :

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

Lantas, seperti apa hendaknya kita berpuasa yang benar?. Salah seorang sahabat, Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia memberikan penjelasan seperti apa hendaknya ketika seseorang berpuasa. Beliau mengatakan :

«إذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُك وَبَصَرُك وَلِسَانُك عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَآثِمِ، وَدَعْ أَذَى الجَارِ، ولْيَكُنْ عَلَيْك وَقَارٌ وَسَكِينَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ،وَلاَ تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَيَوْمَ صِيَامِكَ سَوَاءً»

“Apabila engkau berpuasa, maka puasakan juga pendengaranmu (tidak banyak mendengar), penglihatan, lisan dari dusta dan hal-hal yang haram. Jangan mengganggu tetangga. Jadilah orang yang lemah lembut dan tenang pada saat engkau berpuasa. Janganlah jadikan saat-saat puasamu dan saat-saat tidak puasa menjadi dua hal yang sama.” (Lathaiful Ma’arif : 292)

Syeikh Khalid Al-Mushlih menjelaskan : ” Maksudnya adalah agar engkau menjaga seluruh anggota tubuhmu dari perkara-perkara yang Allah Ta’ala haramkan”. Demikianlah seharusnya berpuasa yang benar.