Alhamdulillah, shalawat dan salam bagi Rasulullah ﷺ.

Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan dalam kitab beliau -Kitab Tauhid-,

Bab 14
Meminta Istighatsah (pertolongan di saat mendesak) kepada selain Allah ﷻ atau berdoa kepada selain Allah ﷻ.

وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik).” QS Yunus : 106.
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ 0 وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang mengabulkan (do’a) orang-orang yang dalam kesulitan di saat ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sekalian menjadi khalifah di bumi? Adakah sesembahan (yang haq) selain Allah? Amat sedikitlah kamu mengingat-(Nya).” (QS. An Naml/27: 62).

Imam At-thabrani dengan menyebutkan sanadnya meriwayatkan bahwa: “pernah ada pada zaman Rasulullah صلى الله عليه وسلم seorang munafik yang selalu menyakiti orang-orang mu’min, maka salah seorang di antara orang mu’min berkata: “marilah kita bersama-sama memohon perlindungan kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم supaya dihindarkan dari tindakan buruk orang munafik ini”, ketika itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjawab:
إِنَّهُ لاَ يُسْتَغَاثُ بِيْ وَإِنَّمَا يُسْتَغَاثُ بِاللهِ
“Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai perlindungan”.
Ini adalah pembahasan yang sangat penting, syubhat yang berkaitan dengan bab ini sangatlah banyak. Akan dibahas syubhat orang-orang yang memperbolehkan beristighatsah kepada wali, dan lain sebagainya.

Istighatsah adalah meminta ghauts, pertolongan saat sempit dan terdesak. Secara umum istighatsah ini memiliki dua bentuk
Meminta pertolongan kepada Allah ﷻ, ini adalah tauhid dan ibadah yang agung. Allah ﷻ mengabadikan dalam surat al anfal ayat 9 cerita tentang keadaan Nabi ﷺ yang berdoa kepada Allah ﷻ di saat genting perang badar.
إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ
(Ingatlah), ketika kamu memohon ghauts (pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut”.
Meminta pertolongan kepada selain Allah ﷻ. Bentuk istighatsah ini terbagi menjadi dua:
Meminta pertolongan kepada makhluq, pada perkara-perkara yang mereka mampu untuk melakukannya. Allah ﷻ berfirman,
وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِ ۖ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُضِلٌّ مُبِينٌ
Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir’aun). Maka orang yang dari golongannya meminta ghauts (pertolongan) kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya). QS Al Qasas : 15.

Meminta pertolongan kepada makhluq, pada perkara-perkara yang mereka tidak mampu untuk melakukannya. Seperti meminta pertolongan kepada dukun, mayat, dan ghaib-ghaib lainnya.
وَلا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لا يَنْفَعُكَ وَلا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ
“Dan janganlah kamu memohon/berdo’a kepada selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik).” QS Yunus : 106.

Ini adalah ayat pertama yang ditulis oleh Syaikh dalam kitab beliau ini. Ayat ini memberi makna bahwa jika Nabi saja jika melakukan ibadah doa kepada selain Allah maka dia akan masuk ke dalam golongan orang-orang musyrik, apalagi kita umatnya yang tidak sampai kepada derajat Nabi dan tidak makshum dari segala dosa, termasuk syirik.

Salah satu ibadah yang sangat Allah ﷻ cintai dari seorang hamba adalah doa. Karena di dalam doa seorang hamba mengumpulkan kehinaan diri dan harapan yang sangat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, maka tatkala doa ini dinodai kesyirikan dan ditujukan kepada selian Allah ﷻ, maka ini akan menjadi kesyirikan yang teramat besar, seorang hamba dengannya telah menghinakan diri dan meagungkan selain Allah ﷻ.

Pada ayat-ayat selanjutnya yang dinukilkan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab beliau, menerangkan kepada kita kekuasaan Allah ﷻ yang sangat mutlak, Allah ﷻ maha kuasa atas segala sesuatu, dalam mendatangkan manfaat dan menghilangkan mudharat bagi siapapun makhluqNya, rizki hanya dari sisi Allah ﷻ, semua anugerah (makan, minum, jabatan, anak, dan lain-lain) hanya datang dari Allah ﷻ.

Demikian juga, bahwa ayat-ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa siapapun yang berdoa kepada selain Allah ﷻ adalah orang-orang yang paling sesat karena beberapa hal
Karena makhluq yang ditujukan doa dan permintaan kepada mereka tidak akan pernah mengabulkan pengharapan tersebut hingga hari kiamat tegak.
Karena mereka tidak pernah mendengarkan doa-doa tersebut.
Karena mereka di hari kiamat kelak akan berlepas diri dari orang-orang yang berharap dan berdoa kepada mereka, mereka akan menjadi musuh bagi penghamba-penghamba tersebut.
Dan mereka akan mengingkari ibadah dan doa mereka semua.
Allah ﷻ berfirman,
وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ 0 وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.

Berdoa kepada mayat yang shalih memiliki dua kondisi:
Meminta langsung kepada mayat.
Meminta di dekat kuburan, ini memiliki 3 bahaya
Dia sedang berdoa kepada selain Allah ﷻ.
Dia meyakini bahwa mayat bisa memberikan pengaruh dengan cara yang ghaib. Seperti keyakinan sebagian orang yang mengatakan bahwa Syaikh Abdul Qadir AlJilani telah diberikan kun fayakuun oleh Allah ﷻ sehingga bisa mengabuklkan doanya
Dia meyakini sang mayat maha mendengar, maha ilmu, dan maha mengabulkan. Ini semua adalah menyetarakan mayat tersebut dengan ketuhanan Allah ﷻ.
Meminta jauh dari kuburan. Sebagian orang mengatakan : Wahai Abdul Qadir Al jilani tolonglah kami tolonglah kami.
Meminta agar didoakan oleh mayat tersebut. Ini juga memiliki dua bentuk
Meminta di dekat kuburan, terdapat khilaf di kalangan ulama apakah ini kesyirikan atau bukan. Banyak dari kalangan ulama yang membolehkan ini karena ini bukan ibadah, hanyalah minta didoakan oleh si mayyit shalih tersebut, di antara ulama yang mengatakan ini tidak syirik adalah SYaikh Utsaimin, Syaikh Bakar Abu Zaid.
Meminta jauh dari kuburan. Ini adalah kesyirikan, karena meyakini si mayyit mendengar doanya dari jauh.