* Apakah Terlarang Berbicara atau Menyebarkan Suatu Berita yang Tidak Jelas Kebenarannya ? *
Perkataan dalam agama yang “tidak ada keterangannya” di dalam al-Qur’an, hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih, perkataan para sahabat Nabi dan lain-lain, tidak boleh dijadikan sandaran dalam berdalil atau disebarluaskan !
Banyak sekali hadits-hadits atau tulisan-tulisan yang bertebaran di internet, buku-buku dan lain-lain, tetapi tidak semua orang yang berusaha mencari tahu kebenaran hadits-hadits atau tulisan-tulisan tersebut, sehingga mereka sering kali dengan mudahnya menshare ke WA, BBM dan lain-lain dari hadits palsu, bathil, tidak ada asal usulnya, munkar, dho’iifun jiddan dan lain-lain.
Dan ini merupakan perbuatan dosa besar, karena menyandarkan suatu perkataan kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal Allah dan Rasul-Nya tidak pernah berkata seperti itu.
Allah Ta’ala telah mengingatkan kita agar senantiasa dan selalu mengecek kebenaran suatu berita :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
“Wahai orang-orang yang beriman ketika datang kepada kalian orang yang fasik dengan membawa suatu berita maka tabayyunlah (carilah kebenaran berita itu)…” (QS. Al-Hujurat : 6)
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” [QS. Al-Israa’ : 36]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّار
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari no. 107 dan Muslim no. 3, hadits dari Abu Hurairah)
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta atas namaku tidaklah sama dengan berdusta atas nama orang lain. Karena barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya dari neraka” (HR. Bukhari no. 1291 dan Muslim no. 4, hadits dari al-Mughirah)
“Pada akhir zaman nanti akan ada para dajjal pendusta. Mereka akan datang kepada kalian untuk memberitakan berita yang tidak pernah didengar oleh kalian dan juga oleh bapak-bapak kalian. Oleh karena itu berhati-hatilah kalian kepada mereka. Sehingga mereka tidak akan bisa menyesatkan kalian dan juga tidak bisa menebar fitnah kepada diri kalian” (HR.Muslim no.7, hadits dari Abu Hurairah)
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
“Cukuplah seseorang dianggap pendusta ketika dia menceritakan (menyebarkan) setiap apa saja yang dia dengar” (HR.Muslim no.5 dan Abu Dawud no.4992, lihat ash-Shahiihah no.205)
Imam Ibnu Hibban berkata : “Di dalam hadits ini ada ancaman bagi seseorang yang menyampaikan setiap apa yang dia dengar sampai dia tahu dengan seyakin-yakinnya bahwa hadits atau riwayat itu adalah shahih” (Kitab Majruhin minal Muhadditsin I/16-17).
Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Shahih Muslim berkata :
وَأَمَّا مَعْنَى الْحَدِيث وَالْآثَار الَّتِي فِي الْبَاب فَفِيهَا الزَّجْر عَنْ التَّحْدِيث بِكُلِّ مَا سَمِعَ الْإِنْسَان فَإِنَّهُ يَسْمَع فِي الْعَادَة الصِّدْق وَالْكَذِب ، فَإِذَا حَدَّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ فَقَدْ كَذَبَ لِإِخْبَارِهِ بِمَا لَمْ يَكُنْ
“Makna hadits dan atsar yang ada dalam bab ini adalah peringatan agar tidak menyampaikan apa saja yang didengarnya. Karena biasanya berita itu ada yang benar dan ada yang dusta. Maka apabila ia membicarakan semua yang didengarnya maka sungguh dia telah dusta karena menyampaikan apa yang sebenarnya tidak ada”
Berhati-hatilah dalam menulis, berbicara dan menyebarkan berita yang seperti itu, karena orang itu akan tertuduh sebagai “PENDUSTA”.
Allah Ta’ala berfirman :
قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ
“Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta” (QS. Adz-Dzaariyaat : 10)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya kedustaan itu akan menjerumuskan kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke dalam neraka. Seseorang yang biasa berdusta maka di sisi Allah ia akan dicap sebagai PENDUSTA“ (HR.Bukhari no.6094 dan Muslim no.2606, hadits dari Abdullah bin Mas’ud)
Berhati-hatilah, sudah banyak ikhwan yang tergelincir…
Berhati-hatilah, karena Allah akan menghisab apa yang kita tulis dan kita sebarkan…
Ini adalah permasalahan besar, hendaklah kita berilmu terlebih dahulu sebelum beramal…
Wallahul Muwaffiq
Abu Muhammad Bakkar